Bercerai dari suami karena kecanduan chatting melalui internet

Hingga saat ini, internet adalah pencapaian teknologi tertinggi dalam kebudayaan manusia. Internet telah menjadi bagian erat dari aktivitas manusia modern sehari-hari, sebagai sarana komunikasi, perdagangan, sumber informasi pekerjaan, pendidikan, alat sosial dan sebagainya. Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemudahan akses internet, jumlah pengguna internet hari demi hari semakin pesat. Selain manfaat, internet juga menimbulkan efek negatif, salah satu diantaranya adalah candu baru yang tidak memandang usia, jenis kelamin dan latar belakang. yaitu : Candu Internet atau Internet Addiction

Dan berkat internet jugalah manusia bisa berkomunikasi secara langsung meski dari jarak yang sangat jauh sekalipun. Komunikasi dengan menggunakan internet ini biasa disebut dengan istilah chatting. Chatting adalah berkomunikasi lewat jejaring media sosial dalam dunia maya dengan cara mengobrol biasa seperti berhadapan dengan lawan bicara secara langsung. Lalu siapakah yang tidak kenal dengan chatting?? Rasanya hampir sebagian besar umat manusia diatas muka bumi ini mengenal chatting dengan baik, bahkan amat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Sarana yang satu ini memang sangat bermanfaat sekali bagi mereka yang jauh dari keluarga,handai taulan,teman atau saudara dan yang lainnya

Chatting adalah sarana yang asyik untuk mengobrol, karena selain murah juga praktis ditambah dengan pesatnya kemajuan teknologi internet sekarang yang bisa memuat suara kita didalamnya dengan menggunakan webcam, maka komunikasi jarak jauh ini pun menjadi nyaris sempurna. Orang jadi lebih suka memilih teknologi ini dibandingkan dengan komunikasi lewat telpon karena biayanya yang tidak murah, selain itu penelepon pun tidak bisa bebas mengobrol karena teringat biaya pulsa yang bisa saja membengkak karena saking asyiknya ngobrol!! Akan tetapi tahukah anda bahwa dibalik itu semua bagi mereka yang tidak pandai menggunakannya bisa terfitnah dengannya,..terfitnah dengan chatting kok bisa?? Ya bisa, bahkan ada salah seorang perempuan muslim yang tertinah dengan chatting ini,..sampai ia harus bercerai dengan suaminya gara-gara chatting, ini adalah kisah nyata yang perlu kita baca untuk dijadikan pembelajaran.

Kadang jika kita hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin sebagian orang belum tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah kisah, barulah hati kita mulai tersentuh dan baru bisa menarik pelajaran. Semoga kisah berikut bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. khususnya bagi perempuan, karena dalam setiap hubungan perselingkuhan, sesungguhnya perempuanlah yang selalu menjadi korban, dan biasanya perempuan jugalah yang akan selalu disalahkan. 

dan untuk membaca kisah kasus diatas secara lengkap silahkan buka link sbb :

http://rumaysho.com/belajar-islam/keluarga/2642-kisah-istri-kecanduan-chating.html

http://www.solusiislam.com/2013/05/istri-durhaka-akibat-kecanduan-chatting.html

Internet Addiction (Kecanduan Internet)

adalah sebuah perilaku kecanduan yang sering disebut sebagai Internet Addiction Disorder, dimana penderitanya menggunakan internet secara terus menerus sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya. Jenis sindrom ini sudah masuk dalam daftar resmi American Medical Association. Penderitanya dapat menderita masalah sosial yang sama dengan kecanduan judi, sedangkan dengan masalah kesehatan masih belum ditemukan kasus yang signifikan. Pada The American Journal of Psychiatry edisi 2008 lalu, Jerard J. Block menuliskan bahwa kecanduan internet memiliki ciri-ciri dengan penggunaan internet yang berlebihan, penarikan diri dari pergaulan dan terlihat mudah kelelahan. Penggunaan internet berlebihan juga dapat menyebabkan depresi tingkat akut.

Menurut pendapat Dr. Ronald Pies, profesor psikiatri dari SUNY Upstate Medical University, New York, beliau mengatakan “Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan, atau orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk bertemu muka dengan orang lain secara langsung.” Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka. 

Kecanduan jejaring sosial tidak bisa dipisahkan dari kecanduan internet. Jejaring sosial adalah salah satu penyebab internet menjadi candu. Tipe ini adalah yang paling sering ditemukan belakangan ini. Survey yang dilakukan pada 250 partisipan oleh University of Chicago Booth School of Business menghasilkan kesimpulan bahwa total orang yang mengakses jejaring sosial di pagi hari sebanyak 8000 kali. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perangkat lunak yang mencatat kegiatan mereka. Menurut penelitian ini, kebiasaan mengecek jejaring sosial di pagi hari lebih sulit dihilangkan daripada alkohol atau rokok.

Dalam Internet Addiction dikenal istilah faktor etiologi. “Etiologi adalah studi yang mempelajari tentang sebab dan asal-muasal suatu hal. Kata tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu, aitiologia yang berarti menyebabkan.”, dilansir dalam Wikipedia. 

berikut adalah beberapa faktor etiologi dari kecanduan internet, yaitu ;

Cognitive-behavioral Model

Young menyatakan kecanduan teknologi sebagai bagian dari kecanduan perilaku seseorang. Kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan (kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh). Dari perspektif ini, si pecandu menganggap internet sebagai suatu hal yang penting bagi hidupnya, dia juga merasa lebih relax saat berhubungan dengan orang lain melalui dunia maya dan dihinggapi perasaan cemas berlebih saat  internet offline. Menurut Davis si pecandu mengalami depresi sehingga ia hanya bisa meluapkannya melalui penggunaan internet yang berlebih, mengembangkan sikap toleransi pada internet karena dia menggunakan internet untuk mencapai suatu kepuasan, mengalami penarikan diri dari lingkungan sosial, mengalami penderitaan saat terjadinya konflik dengan orang lain karena aktivitas, dan sering online juga adalah tanda-tanda dari kecanduan. Model ini telah diterapkan pada orang yang mengalami gangguan perilaku seksual, konsumsi makanan, dan perjudian via online. 

Cognitive-behavioral Model adalah suatu terapi yang digunakan oleh para psikolog terhadap si pecandu. Terapi ini cukup efektif untuk menyembuhkan kasus kecanduan judi online dan penyalah gunaan zat. Jadi, si pecandu dilatih untuk memantau pikiran dan mengidentifikasikan afektif mereka. Pemicu situasi lalu dihubungkan dengan perilaku mereka saat menggunakan internet. Mereka dilatih untuk mengontrol keseringan online dan menghidupkan segala aktivitas saat offline dari internet. Aktivitas kehidupan yang tidak melibatkan internet dapat mencegah kekambuhan dan meningkatkan kualitas kehidupan offline mereka. Walau demikian memang tidak bisa dipungkiri bahwa komputer dan internet kini tidak bisa terpisahkan dari kegiatan sehari-hari manusia. Oleh karena itu harus ada kesepakatan dalam mengontrol penggunaannya agar tidak sampai menimbulkan rasa kecanduan. 

Neuropsychological

ialah suatu kemunduran perilaku akibat adanya kerusakan otak. Dan neuropsychological model ialah seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet jika ia memenuhi dari 3 kondisi berikut, (1) ia akan merasa akan lebih mudah mencapai aktualisasi diri secara online daripada di kehidupan nyata, (2) merasakan pengalaman dysporia dan depresi setiap kali akses ke internet yang rusak atau mengalami gangguan dan yang (3) ialah orang tersebut akan mencoba secara diam-diam menggunakan internet dari anggota keluarga atau sekitarnya.

Jadi bisa kita telaah dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas. Inti dari pembahasan kali ini ialah adanya dampak negatif dalam penggunaan internet berdasarkan faktor etiologi atau faktor penyebab dengan neuropsychological model. Dimana yang menjadi penyebab disini ialah karena sudah terbiasa menggunakan internet untuk apapun / kebiasaan, sehingga si pengguna tidak bisa lepas dari internet. Dan akhirnya mengakibatkan si pengguna mengalami perubahan perilaku dari yang selalu berinteraksi dengan orang sekitar secara nyata menjadi hanya mau berinteraksi dengan orang-orang di dunia maya. Atau menjadi tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar karena sudah terlalu asyik dengan dunianya sendiri di dalam internet, apabila orang tersebut sudah mengalami kecanduan internet yang sangat parah.

Contoh-contoh akibat tersebut timbul tidaklah lain karena hanya asyik menggunakan internet saja. Melainkan dari kebiasaannya tersebut akhirnya didalam otak / syarafnya mengalami gangguan atau kerusakan. Dari kebiasaan tersebut, maka otak dan syarafnya hanya dapat terfokus pada hal-hal internet saja. Tidak ada yang hal-hal lain yang dapat dipikirkan oleh otaknya, jika orang tersebut benar-benar mengalami kecanduan level atas.

Itulah sekilas mengenai dampak negatif penggunaan internet berdasarkan faktor etiologi dengan neuropsychological model. Sang pengguna bisa menjadi anti sosial (ansos) karena sudah terlalu asyik dan nyaman dengan internetnya, menjadi tidak peduli akan lingkungan sekitarnya yang nyata, ataupun menjadi pendiam / tertutup di dunia nyata tapi aktif dan selalu bersuara di dunia maya. Dan masih banyak lagi dampak-dampak lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu per satu.

Situational Factors

Faktor situasional berperan dalam mengembangkan potensi individu menjadi seorang pecanduan internet. individu yang merasa tidak mampu menghadapi masalah pribadi atau tidak sanggup menerima situasi atau keadaan yang mengubah hidupnya seperti peristiwa perceraian, relokasi, kematian atau kehilangan sesuatu yang memiliki arti dalam kehidupannya, maka ia bisa saja melarikan dirinya ke dalam dunia maya yang penuh fantasi, intrik dan tipu daya yang menggoda.

Compensation Theory 

Teori kompensasi adalah pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dari kekecewaan dalam bidang lain.

Jenis-Jenis Adiksi Internet (internet addiction menurut Kimberly S. Young, et. al. (2006):

a)   Cybersexual Addiction

Termasuk ke dalam cybersexual addiction antara lain adalah individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.

b)   Cyber-Relationship Addiction

Cyber-relationship addiction mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.

c)   Net Compulsions

Yang termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.

d)   Information Overload

Information overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.

e)   Computer Addiction

Salah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.

Contoh kasus :

kejadian yang menimpa Seorang wanita di Libanon yang menyebabkan ia sampai bercerai dengan suaminya karena tergoda dengan tipu daya seorang lelaki akibat terlalu sering chatting melalui internet, cerita serupa juga menimpa seorang wanita lainnya..

Daftar Pustaka :

http://ridwanaz.com/teknologi/beberapa-macam-sindrom-kecanduan-teknologi/

http://michelleguerranathan.wordpress.com/2013/11/14/internet-addiction-faktor-etiologicompensation-theory/

http://sindysetiawan24.blogspot.com/2013/11/dampak-negatif-penggunaan-internet_17.html

http://lindalindiawati.blogspot.com/2013/11/waspadalah-terhadap-internet-addiction.html

http://khansafarah.blogspot.com/2013/11/intenet-addiction.html

http://tonyhernandi10.blogspot.com/2013/11/internet-addiction.html

http://ururureaoka.blogspot.com/2011/06/internet-addiction-kecanduan-internet.html

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment